Wartadesa--Masa reses adalah masa di mana parlemen melakukan kegiatan di luar masa sidang, terutama di luar gedung parlemen. Misalnya untuk melakukan kunjungan kerja, baik yang dilakukan anggota secara perseorangan maupun secara berkelompok.
Sangat disayangkan jika masa reses ini diselenggarakan dengan asal asalan atau tanpa adanya perencanaan yang benar oleh anggota fraksi di DPRD Kota Cimahi yang menjalankan reses tersebut.
“Kami Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia mengutuk keras kejadian reses yang diselenggarakan oleh salah satu anggota DPRD Kota Cimahi ES dari Praksi Partai Persatuan Pembangunan yang menyelenggarakan reses tanpa perencanaan yang matang,” ungkap mahasiswa Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi Akhif Arrohman Sagi, yang juga kader GMNI Kota Cimahi, dalam siaran pers, Senin (24/7/2023).
GMNI Kota Cimahi Unjani meminta ES bertangungjawab atas kejadian keracunan yang dialami oleh masyarakat, serta mendorong pemerintah Kota Cimahi segera memberikan pelayanan yang optimal pada rumah sakit yang menjadi tempat rujukan perawatan masyarakat yang terdampak.
“Kami juga mendorong Polres Kota Cimahi untuk mengusut tuntas kejadian keracunan yang dialami masyarakat,” papar dia.
Menurutnya, seharusnya ES dan dan tim resesnya melakukan cross check terhadap segala bentuk persiapan reses tersebut bukan hanya malah sibuk mengurusi elektabilitas untuk masa pemilu mendatang mengingat peserta reses terdiri dari 400 audien dengan jumlah korban keracunan yang terdiri dari 200 an orang tersebar di empat rumah sakit diantaranya RS.Dustira RS.Mitra Kasih RS.Cibabat dan RS. Mitra Anugrah Lestari,” katanya.
Dia menjelaskan, kejadian keracunan yang disebabkan oleh konsumsi reses sangatlah membuat rasa kemanusiaan kita terketuk dan seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Tanggung jawab serta komitmen dari pihak penyelenggara haruslah cepat disegerakan. Kejadian ini menjadikan sebuah peristiwa besar di kota Cimahi dimana nantinya tragedi kemanusiaan yang terjadi di kegiatan reses tersebut menjadi evaluasi besar besaran bagi kota cimahi.
“ Kami Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia MENGUTUK KERAS kejadian reses tersebut!!,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Warga Kota Cimahi dihebohkan dengan kejadian dugaan keracunan yang diderita oleh puluhan orang usai menghadriri kegiatan reses salah seorang anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Kota Cimahi pada Sabtu (22/7/2023).
Informasi yang beredar di beberapa grup Whatsapp menyebutkan, ada sekitar 350 orang warga Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi yang mengikuti kegiatan reses anggota dewan tersebut.
“Yang masuk ke kami ada sekiat 80 kasus yang dirawat jalan, sedangkan 30 orang dirujuk ke rumah sakit lain, karena disini kamar sudah penuh,” ungkap Dewi salah seorang dokter jaga Rumah Sakit Mitra Kasih Cimahi, kepada awak media, Minggu (23/7/2023) malam.
Dia menyebutkan ada sekitar 80 orang yang mndapatkan pemeriksaan, sementera 50 diantaranya sudah diperbolehkan pulang, sedangkan 30 pasien dirujuk ke rumah sakit lain karena kamar di RS Mitra Kasih penuh.
“Pasien rata-rata mengalami dehidrasi, namun tidak ada yang kritis , “ sebutnya.
Mendapatkan informasi adanya warga Padasuka yang diduga mengalami keracunan, Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan langsung melakukan peninjauan ke rumah sakit.
“Setelah saya mendapatkan laporan terkait dengan kejadian ini saya langsung ke rumah sakit. Pemeriksaan yang dilakukan untuk sementara pasien karena keracunan yang diduga usai mengkonsumisi hidangan dari kegiatan DPRD Kota Cimahi.
“Ini kegiatan yang dilakukan oleh DPRD Kota Cimahi, warga yang berobat tersebar di dua rumah sakit yaitu Cibabat dan Mitra Kasih,” katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya memfokuskan terlebih dahulu pada penanganan pasien dan bagaiamana menangani terlebih dahulu warga yang diduga keracunan tersebut.
“Saat ini kondisi masyarakat sudah mulai mebaik tidak ada yang menghawatirkan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, hal yang akan dipelajari lebih lanjut adalah kenapa sampai terjadi keracunan, pihaknya akan mempelajari lebih lanjut bahkan contoh makanan sudah diambil dan akan diteliti di laboratorium.
“Dari hasil pemeriksaan laboratorium tersebut akan diketahui apakah karena adanya factor kimiawi atau karena faktor biologis atau bakteri ini yang akan dilakukan pencarian secara lebih detil lagi,” paparnya. (Gani)