WARTADESA - warga yang terancam akibat Pergeseran tanah dan longsor yang terjadi beberapa waktu lalu mulai bertambah berikut bantuan dari Provinsi untuk pengungsi mulai berdatangan siang ini ke desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Selasa, 30 April 2024.
Dari jumlah awal 61 keluarga bertambah 4 keluarga terancam menjadi 65 keluarga dan sudah di ungsikan.
Selain bantuan sembako dari Dinas Sosial , BPBD Kabupaten Cianjur, dan Sembako dari Baznas Cianjur Bantuan dari BPBD Provinsi pun sudah mulai datang diantaranya Air Mineral, Selimut, Matras, Sabun Cair, Sabun Batang, dan sembako.
Kades Jatisari Asep Prasida mengatakan, bahwa ada penambahan pengungsi akibat ancaman pergeseran tanah dan longsor saat ini, mereka sudah di ungsikan ke kerabat terdekat.
"kemarin juga ada penambahan pengungsi, Katanya tanah sudah mulai bergerak lagi, dan sampai saat ini data sebetulnya belum Fix, jumlah pengungsi di lokasi saat ini yaitu 204 orang, kalau rumah 65 Rumah, mudah-mudahan tidak ada lagi laporan" Ujarnya
Bantuan yang sudah masuk ke desa jatisari untuk para pengungsi menurut asep diantaranya dari dinas BPBD Cianjur, Dinsos Cianjur, Baznas Cianjur, dan yang terbaru dari BPBD Provinsi berupa sembako dan peralatan.
"Alhamdulillah pada hari itu juga bantuan dari BPBD kemudian Yang lain sudah datang kemudian pada hari kemarin juga alhamdulillah gubernur datang ke lokasi melihat langsung di lokasi" Ujarnya.
Di lokasi bencana Dede (54) mengatakan bahwa pada saat kejadian terdengar suara gemuruh Dentuman tengah malam hujan lebat, dan warga panik berhamburan.
"Jam 12 malam hujan lebat mendengar yang Dentuman seperti ada yang jatuh, warga langsung panik" ujarnya
Menurut Dede Kejadian tersebut tidak seperti gempa, karna tidak ada getaran sedikitpun.
"Tidak ada suara seperti gempa, hanya berupa dentuman besar, tanah berikut keramik muncul kepermukaan" ujarnya.
Total kerugian menurut Dede dari rumah rusak mencapai ratusan juta karna harus membangun dari nol.
"Kalo taksiran kerugian harus itu ratusan juta soalnya kan dua keluarga rumah rusak" Ujarnya.
Terkait relokasi yang dijanjikan oleh pihak pemerintah desa, Dede mengatakan keluarganya enggan pindah karena lokasinya seperti tebing dan miring, tidak memungkinkan untuk membangun kembali rumah.
"Ah sebenernya ga mau di relokasi ke tanah desa sulit, soalnya seperti tebing dan miring, saya berharap keluarga ditempatkan yang aman bisa membangun lagi" Ujarnya.
** DERI LESMANA **