Wartadesa // CIMAHI – Kondisi kesiapan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi kini menjadi perhatian serius. Dengan hanya 3 dari 10 unit kendaraan yang layak operasional, efektivitas penanganan kebakaran di kota ini menghadapi ancaman besar.
Kepala Bidang Damkar Kota Cimahi, Ahmad Suparlan, menyampaikan bahwa dari total 13 armada yang dimiliki, 3 unit sudah tidak lagi digunakan pada tahun 2024. Sementara itu, berdasarkan evaluasi Dinas Perhubungan (Dishub), hanya 30% dari armada yang tersisa yang masih dapat dioperasikan secara optimal.
Namun, permasalahan Damkar Cimahi tak hanya sebatas armada. Kota yang memiliki luas hanya 42 KM² ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan kawasan industri yang berisiko kebakaran, terutama di wilayah Cimahi Selatan. Sayangnya, jumlah personel Damkar saat ini jauh dari kebutuhan ideal.
"Menurut Permendagri No. 144, idealnya Cimahi memiliki sekitar 120 hingga 180 personel pemadam kebakaran. Namun, saat ini kami hanya memiliki 60 orang," ungkap Ahmad Suparlan dalam wawancara di kantornya baru-baru ini.
Minimnya jumlah personel dan keterbatasan armada ini tentu berisiko tinggi dalam penanganan kebakaran, mengingat setiap detik sangat berharga dalam situasi darurat.
Menjelang pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih, Ngatiyana dan Adhitya, diharapkan ada perhatian lebih terhadap kondisi Damkar Cimahi.
Ahmad Suparlan mengimbau agar pemerintah segera mengambil langkah strategis guna meningkatkan kesiapsiagaan kebakaran di kota ini.
"Keamanan dan keselamatan warga Cimahi harus menjadi prioritas utama. Saya berharap kepemimpinan baru dapat memberikan solusi konkret demi perbaikan sarana, prasarana, dan personel Damkar," pungkasnya.
Dengan ancaman kebakaran yang terus mengintai, Cimahi membutuhkan komitmen serius dari pemerintah daerah untuk memperkuat sistem perlindungan dan respons terhadap kebakaran demi keselamatan seluruh warganya.**Dendi