WARTADESA - Kasus seorang mahasiswa asal Cianjur, Alif, yang menjadi korban kekerasan oleh oknum Pemkab Cianjur, setelah mengkritik pemberangkatan umroh rombongan Pejabat, Anggota Parpol, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur mendapat dukungan khusus dari Wakil Ketua DPC 234 SC Cianjur Hikmat Sadeli
Sebelumnya diberitakan Alif yang merupakan aktivis Jaringan Intelektual Muda (JIM) Cianjur mengaku ditampar dan dilempar benda tumpul oleh sejumlah orang di halaman Gedung Asakinnah Cianjur pada Senin sore, 25 September 2023, sekitar pukul 17.00 WIB.
Kekerasan terhadap mahasiswa tersebut menuai kecaman keras dari beberapa elemen kini dari Wakil Ketua DPC 234 SC Cianjur Hikmat Sadeli angkat bicara dan menyangkan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Oknum pejabat di wilayah Pemkab Cianjur
Wakil Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) DPC 234 SC Cianjur Hikmat Sadeli mengecam keras adanya aksi tindak kekerasan terhadap mahasiswa asal Cianjur oleh oknum pejabat pemkab Cianjur.
"Saya pribadi selaku Wakil Ketua DPC 234 SC Cianjur, mengutuk keras tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh orang terdekat Bupati Cianjur terhadap mahasiswa," ucap Hikmat saat bincang bincang kepada Wartadesa, Sabtu (30/9/2023).
Hikmat menambahkan, pihaknya siap memberikan dukungan bagi mahasiswa yang menjadi korban kekerasan tersebut. Ia juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Kami juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini, dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku," tambah Hikmat dengan wajah yang geram.
Hikmat menilai, aksi kekerasan terhadap mahasiswa tersebut merupakan bentuk represi terhadap kebebasan berpendapat. di era reformasi demokrasi, seolah-olah mahasiswa yang menjalankan tugasnya sebagai kontrol sosial akademis dihalangi dalam tugasnya oleh tindakan yang tidak mencerminkan pemerintahan.
"Jelas, saya pribadi dan keluarga besar DPC 234 SC Cianjur mengecam dan mengutuk keras aksi tersebut dan kami siap memberikan dukungan penuh juga perlindungan hukum bagi korban tindak kekerasan."pungkasnya***Eka***
